romelteamedia.com |
Berita dibuat tidak dengan sembarangan. Seperti dikatakan dalam nilai-nilai berita di atas, sebuah teks berita disusun berdasarkan situasi yang nyata. Kita bisa menyusun berita berdasarkan situasi yang nyata dengan melakukan pengumpulan informasi-informasi yang sesuai dengan berita yang hendak kita buat. Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi-informasi tersebut.
1. Reportase
Reportase merupakan sebuah kegiatan jurnalistik berupa terjun langsung ke lapangan atau TKP (Tempat Kejadian Perkara). Fakta data yang dikumpulkan harus memenuhi unsur 5W+1H. Peristiwa yang diliput harus bernilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni actual, factual, penting dan menarik. Secara garis besar, peristiwa sendiri terbagi menjadi dua:
a. Peristiwa yang terduga. Peristiwa terduga contohnya seperti perayaan ulang tahun, deklarasi partai, peresmian Gedung dan sebagainya.
b. Peristiwa yang tak terduga. Peristiwa tak terduga contohnya seperti kebakaran, banjir, kriminalitas, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya.
2. Wawancara
Liputan berupa wawancara bertujuan untuk menggali informasi, komentar, opini seseorang, serta data tentang suatu masalah yang secara terbuka untuk mengajukan pertanyaan pada narasumber.
3. Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan (studi literatur) adalah Teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari makalah atau artikel koran atau menggunakan Search Engine di internet untuk memperdalam suatu masalah.
Setelah informasi-informasi yang kita butuhkan untuk pembuatan berita sudah terkumpul, maka berita sudah siap disusun atau ditulis. Berita disusun dan ditulis dengan mengugunakan teknik. Berikut ini adalah teknik-tekniknya.
romelteamedia.com |
1. Gaya Piramida Terbalik
Piramida terbalik bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam menemukan berita yang dicari dengan cepat. Jika kita mengambil bentuk piramida terbalik, bagian pertama yang kita temui ialah judul (Head), waktu dan tempat (Dateline), teras berita (Lead) serta isi berita (Body).
coretan-pena-pemula.blogspot.com |
2. Menulis Teras Berita
Menulis teras berita merupakan bagian tersulit karena teras berita harus menyajikan fakta penting yang minat pembaca lebih jauh. Sifat dari teras berita ini ialah menonjolkan bagian-bagian penting dari suatu berita dan teras berita juga sebuah ringkasan dari suatu berita. Contoh: Dua orang pria, Sudin (43 tahun) dari Sidoarjo dan Simin (18 tahun) dari Solo meninggal pagi ini jam 04.30 di Perempatan Jalan Nusantara dan Hayam Wuruk, akibat ditabrak bus Merantama yang melaju dan tidak lagi dapat dikendalikan.
3. Teknik Menulis Tubuh Berita
Cara mudah dalam menulis tubuh berita yaitu dengan merumuskan dengan baik dan setelahnya akan tinggal meneruskan saja. Wartawan harus menguasai gaya penulisan berita dengan mempertahankan gaya menulisnya (unity in news style). Mengingat dalam penulisan berita, wartawan juga erat dengan Bahasa jurnal yang tak bertele-tele. Ada lima pegangan pokok dalam teknik penulisan yaitu:
a. Laporan berita haruslah bersifat menyeluruh.
b. Ketertiban dan keteraturan mengikuti gaya menulisa berita.
c. Tepat di dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa,
d. Ekonomi kata harus diterapkan.
e. Gaya tulisan harus penuh makna, berwarna dan mengacu pada imajinasi pembaca
4. Teknik Menyunting Berita
Menyunting berita dalam sebuah surat kabar memegang peran yang sangat penting sekali. Baik dan buruknya tampilan dari suatu surat kabar sangat ditentukan oleh keahlian redakturnya dalam menyunting berita. Seorang redaktur yang kreatif tentunya dapat membuat suatu surat kabar memiliki ciri khas tersendiri yang membedakann surat kabar tersebut dari surat kabar lain, sehingga penyajian berita-beritanya mendapat tanggapan yang positif dari para pembaca. Sebelum membahas mengenai teknik-teknik menyunting berita, ada baiknya kita harus mengetahui pengertian/definisi menyunting terlebih dahulu. Menurut KBBI (2009:1106), menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Berikut ini adalah teknik-teknik dalam menyunting berita.
1) Membaca ulang konsep dasar teks/karangan/naskah dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
2) Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa, meliputi beberapa hal di bawah ini.
a) Kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku
Penggunaan kata yang tidak baku dalam suatu karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh karena itu, seorang editor/penyunting berita dapat menggunakan pedoman ataupun kamus bahasa Indonesia revisi terbaru sebagai acuan. Contoh: kata akhli seharusnya ditulis ahli, kata apotik seharusnya ditulis apotek, kata atlit seharusnya ditulis atlet.
b) Kesalahan ejaan
Di bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul, gelar seseorang, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, dll.
c) Kesalahan tanda baca
Pada bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi terhadap penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda titik dua (:), tanda titik dua koma (;), dan tanda baca yang lain.
d) Kesalahan diksi atau pilihan kata
Pada tahapan ini, penyunting harus memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang digunakan dalam kalimat. Biasanya penyunting dapat mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang dirasa lebih sesuai untuk digunakan.
e) Kesalahan struktur
Di bagian ini, penyunting dapat memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau belum (dalam hal ini penempatan subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan harus dipastikan tepat dan tidak tertukar).
f) Kesalahan konjungsi atau kata hubung
Pada tahap ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks/karangan agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan/teks berita yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat.
3) Memperhatikan tata letak (layout) tulisan/naskah yang meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.
4) Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapian antar kata, kalimat, maupun paragraf.
5) Memperbaiki kesalahan teks atau karangan yang telah diidentifikasi sebagaimana yang telah tersebut di atas dengan cara menghapus, mengganti, atau menambah unsure-nsur bahasa dalam tulisan.
6) Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting dapat membaca ulang teks/karangan yang telah disunting sebelum dipublikasikan ke khalayak ramai.
baca juga:
https://kelompok1pmm.blogspot.com/2018/11/teks-berita-dalam-media-massa.html
https://kelompok1pmm.blogspot.com/2018/11/jenis-berita-dalam-media-massa.html
https://kelompok1pmm.blogspot.com/2018/11/nilai-nilai-berita.html
Apa itu gaya piramida tebalik?
BalasHapusGaya piramida terbalik adalah salah satu gaya penulisan berita yang strukturnya mulai dari judul, kepala, tubuh, dan ekor. Berita yang ditulis dengan gaya ini akan mudah dipahami oleh pembaca karena sistematis dan tertata.
HapusTerima kasih.
BalasHapus